Cyberity Ungkap Server Cloud Sirekap Ada di 3 Negara


PORTAL BONTANG – Cyberity, komunitas yang berfokus pada isu keamanan siber, telah melakukan investigasi keamanan siber pada sistem Sirekap dan pemilu2024.kpu.go.id.

Arif Kurniawan, Ketua Cyberity, mengungkapkan bahwa investigasi ini dilakukan sebagai respons terhadap anomali dalam penghitungan suara dalam sistem rekapitulasi online atau Sirekap milik Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Hasil investigasi menunjukkan bahwa sistem pemilu2024.kpu.go.id dan sirekap-web.kpu.go.id menggunakan layanan cloud dengan server yang berlokasi di China, Prancis, dan Singapura.

“Layanan cloud ini dimiliki oleh Alibaba, penyedia layanan internet (ISP) besar. Data dan lalu lintas email pada kedua lokasi ini dikelola dan berada di luar negeri, khususnya, di RRC,” kata Arif dalam pernyataan tertulisnya pada Sabtu, 17 Februari 2024, dikutip Portalbontang.com dari VOA Indonesia.

Arif juga menambahkan bahwa hasil investigasi menunjukkan adanya celah keamanan siber pada aplikasi pemilu2024.kpu.go.id.

Selain itu, aplikasi Sirekap juga tidak stabil, terutama setelah pemungutan suara dan beberapa hari sebelumnya.

Oleh karena itu, Arif meminta KPU untuk memperlihatkan audit keamanan sistem dan audit perlindungan data warga negara Indonesia kepada publik untuk menghindari kekhawatiran di masyarakat.

“Masalah ini tampaknya dibiarkan begitu saja dan menimbulkan kegaduhan di masyarakat. Sampai saat ini, KPU belum menunjukkan niat untuk memperlihatkan audit keamanan IT mereka kepada publik,” tambahnya.

Menurut Arif, data penting, seperti data pemilu, seharusnya dikelola dan berada di Indonesia.

Hal ini sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Pasal 20 Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik dan Undang-Undang No 27/2022 tentang Pelindungan Data Pribadi.

Hadar Nafis Gumay, Direktur Eksekutif Network for Democracy and Electoral Integrity (Netgrit), berpendapat bahwa aplikasi Sirekap memiliki peran yang sangat penting.

Meskipun hasil penghitungan resmi akan bersumber dari penghitungan manual KPU, namun, menurutnya, pemeriksaan penghitungan manual tersebut juga menggunakan data dari Sirekap.

“Oleh karena itu, kita harus memastikan bahwa data Sirekap sesuai dengan penghitungan di setiap Tempat Pemungutan Suara (TPS),” kata Hadar dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu 17 Februari 2024.

Hadar menambahkan bahwa pihaknya telah melakukan penelitian terkait perbedaan suara di TPS dengan suara di Sirekap dengan mengambil sampel 5.000 di Sirekap yang tersebar di 1.172 kelurahan.

Sampel tersebut dipilih secara acak dari TPS di 494 kabupaten/kota pada 15-16 Februari 2024.

Hasilnya, data Sirekap pasangan Prabowo-Gibran lebih tinggi dari formulir C hasil dibandingkan pasangan calon lainnya.

Prabowo lebih tinggi 9.037 suara, sedangkan Ganjar-Mahfud kelebihan 3.123 suara, dan Anies-Muhaimin kelebihan 2.213 suara.

Ia juga menyampaikan bahwa aplikasi rekapitulasi sudah pernah digunakan KPU dalam pemilu-pemilu sebelumnya.

Namun, ia mengkritik penyelenggara pemilu yang masih melakukan kesalahan seperti ini.

Hasyim Asyari, Ketua KPU, pada Kamis 15 Februari 2024, menyampaikan permintaan maaf dan akan segera mengoreksi konversi data catatan hasil penghitungan suara atau formulir C hasil.

Hasyim menegaskan bahwa lembaganya tidak pernah berniat memanipulasi atau mengubah hasil penghitungan suara.

“Pada dasarnya kami di KPU adalah manusia biasa, yang sangat mungkin melakukan kesalahan, tapi kami pastikan bahwa kesalahan-kesalahan tersebut akan dikoreksi. Yang penting, KPU ini tidak boleh berbohong dan harus berbicara dengan jujur,” ujar Hasyim. ***


Sumber:


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *